Jurnal Cerita Pendek

JURNAL

ANALISIS KOHESI PARAGRAF PADA CERITA PENDEK PAK MOLLA KARYA JAMES DANANDJAJA
(KAJIAN WACANA)

OLEH :


ADI SURYADI
NIM : 311410263

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

 



FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK

2016










ANALISIS KOHESI PARAGRAF PADA CERITA PENDEK PAK MOLLA KARYA JAMES DANANDJAJA
(KAJIAN WACANA)

Adi Suryadi
311410263


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
IKIP PGRI Pontianak Jl. Ampera No. 88 Pontianak 78116


Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan peneliti untuk menemukan kohesi yang terdapat dalam cerita pendek Pak Molla karya James Danandjaja. Masalah umum dalam penelitian ini Bagaimanakah kajian wacana pada cerita pendek Pak Molla karya James Danandjaja? Dari masalah umum peneliti menguraikan masalah khusus yaitu bagaimana 1) Pronomina pada cerita pendek Pak Molla karya James Danandjaja, 2) Substitusi pada cerita pendek Pak Molla karya James Danandjaja, 3) Konjungsi pada cerita pendek Pak Molla karya James Danandjaja, 4) Repetisi pada cerita pendek Pak Molla karya James Danandjaja. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kajian  wacana pada cerita pendek Pak Molla karya James Danandjaja.

Kata Kunci:kajianwacana, cerita pendek

Abstract
This research is motivated by the desire of researchers to find cohesion contained in Mr. Molla short story by James Danandjaja. A common problem in this research study How discourse on a short story by James Danandjaja Mr. Molla? Of common problems researchers outlining the specific problem is how 1) Pronouns on a short story Mr. Molla by James Danandjaja, 2) Substitution in the short story Mr. Molla by James Danandjaja, 3) Conjunction on a short story Mr. Molla by James Danandjaja, 4) Repetition on the story Mr. Molla short work of James Danandjaja. In general, this study aims to describe the study of discourse on a short story by James Danandjaja Mr. Molla.

Keywords: study, discourse, short stories


PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang menggunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi, bagi manusia bahasa sangat penting karena tanpa adanya bahasa manusia tidak akan bisa saling berinteraksi, bahasa itu dapat berbentuk ucapan atau isyarat. Maka dari itu pula kita sebagai manusia dari kecil sudah mulai belajar berbahasa.
Secara umum, masyarakat Indonesia memiliki keahlian berbahasa dengan dua bahasa, yaitu bahasa ibu dan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memang lebih diharuskan digunakan dalam situasi tertentu, tetapi bahasa ibu juga diperlukan, karena bahasa Indonesia yang baik dan benar itu bahasa Indonesia yang mampu digunakan sesuai dengan konteksnya.
Didalam ilmu pengetahuan, kebahasaan biasa disebut dengan linguistik. Ilmu lingtuistik memiliki beberapa cabang, salah satunya Analisis Wacana. Stubbs (Mulyana, 2005 : 69) mengemukakan bahwa analisis wacana adalah upaya mengkaji pengaturan bahasa di atas klausa dan kalimat, dan karenanya juga mengkaji satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas. Seperti pertukaran percakapan atau bahasa tulis. Konsekuensinya, analisis wacana juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks sosial, khususnya interaksi antarpenutur. Analisis wacana sebagai disiplin ilmu dengan metodologi yang jelas dan eksplisit, baru benar-benar berkembang secara mantap pada awal tahun 1980-an. Berbagai buku kajian wacana terbit pada masa itu, misalnya Stubbs (1983), brown dan Yule (1983), dan yang paling komprehensif karya van Dijk (1985). Pokok analisis wacana juga terus berkembang dan merambak pada hal-hal ata persoalan yang banyak diperbincangkan orang dimasa sekarang, seperti perbedaan gender, wacana politik, dan emansipasi wanita, serta sejumlah masalah sosial lainnya.
Kridalaksana (Mulyana 2005 : 5) Menyatakan bahwa wacana dapat di realisasikan dalam bentuk kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh (buku) yang membawa amanat lengkap. Sejalan pula dengan pendapat Kridalaksana, Anton M. Moeliono (Mulyana 2005 : 5) Menyatakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan lainnya dalam kesatuan makna. Maka dapat disimpulkan Wacana Adalah satuan bahasa yang yang terdiri dari beberapa kalimat atau paragraf yang saling berhubungan satu sama lainnya.


Sakinah (2015 : 16) Menyebutkan ada beberapa ciri-ciri wacana, sebagai berikut :
1.        Satuan gramatikal
2.        Satuan terbesar, tertinggi atau terlengkap
3.        Untaian kalimat-kalimat
4.        Memiliki hubungan preposisi
5.        Memiliki hubungan berkesinambungan
6.        Memiliki hubungan koherensi
7.        Memiliki hubungan kohesi
8.        Rekeman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi
9.        Bisa transaksional juga interaksional
10.    Mediumnya bisa lisan maupun tulisan
11.    Sesuai dengan konteks atau kontekstual
Suatu wacana dituntut memiliki keutuhan struktur. Keutuhan itu sendiri dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin didalam suatu organisasi kewacanaan. Organisasi inilah yang disebut sebagai struktur wacana. Sebagai sebuah organisasi, struktur wacana dapat diurau dideskripsikan bagian-bagiannya. Wacana yang utuh adalah wacana yang lengkap, yaitu mengandung aspek-aspek yang terpadu dan menyatu. Aspek-aspek yang dimaksud, antara lain kohesi, koherensi, topik wacana, aspek leksikal, aspek gramatikal, aspek fonologis, dan aspek semantik. Keutuhan wacana juga didukung oleh konteks terjadinya wacana tersebut. Secara komprehensif dapat dikatakan bahwa keutuhan wacana dapat terjadi dari adanya saling keterkaitan antar dua aspek utama wacana, yaitu teks dan konteks (Mulyana 2005 : 25)
Materi yang dikaji didalam analisis wacana yaitu Koherensi dan Kohesi, keduanya itu termasuk dalam aspek-aspek keutuhan wacana. Suatu wacana dituntut memiliki keutuhan struktur. Keutuhan itu sendiri dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan. Organisasi inilah yang disebut sebagai struktur wacana. Sebagai sebuah organisasi, struktur wacana dapat diurai atau dideskripsikan bagian-bagiannya. Tetapi, dalam penelitian ini peneliti hanya menganalisis bagian kohesi dikarenakan menurut peneliti didalam sebuah karya fiksi wacananya pasti Koherensi (saling berkaitan pada tiap-tiap paragraf)
Kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan sintaktikal (Mulyana 2005 : 26). Tarigan (Widiatmoko 2015 : 26) Kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam wacana (hubungan yang tampak pada bentuk). Kohesi merupakan tempat kalimat-kalimat yang disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan.
Sejalan dengan pendapat Tarigan, Gutwinsky (Sakinah 2015 : 18) menyatakan bahwa kohesi merupakan organisasi sintaktik, merupakan wadah kalimat-kalimat disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan. Maka kesimpulannya, Kohesi adalah kumpulan kalimat-kalimat yang tersusun dan terstruktur secara rapi dan berkaitan.
Halliday (Mulyana 2005 : 26) Kohesi wacana terbagi kedalam dua aspek, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal antara lain adalah referensi, substitusi, ellipsis dan konjungsi, sedangkan yang termasuk kohesi leksikal adalah sinonim, antonim, hiponimi, repetisi dan kolokasi. Tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya menyantumkan Pronomina, Substitusi, Konjungsi, dan Repetisi (pengulangan) karena Untuk kategori lainnya tidak terdapat di wacana cerita pendek.
Dalam berbahasa pasti memiliki kesalahan-kesalahan yang tidak di sengaja, dalam berbahasa lisan maupun tulisan. Maka dari itu dalam berbahasa kita harus lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan. Tetapi meskipun terkadang dalam berbahasa kita melakukan kesalahan, kita tetap harus memperbaiki hal tersebut.
Cerpen (cerita pendek) ialah karangan pendek yang berbentuk naratif. Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan manusia, yang penuh pertikaian, mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Selain itu cerpen juga memiliki ciri-ciri antara lain; panjang cerita berkisar antara 3 sampai 10 halaman atau kurang dari 10.000 kata, selesai dibaca dalam sekali duduk, hanya memeliki satu insiden yang mendominasi jalan cerita, konflik yang terjadi tidak menimbulkan perubahan nasib tokohnya, hanya memiliki satu alur cerita (plot), dan perwatakan serta penokohan dilukiskan secara singkat.
Menurut Shousetsu dalam (Pujiono 2006 : 6) mengatakan bahwa cerpen timbul sebagai suatu yang menggambarkan tentang kejadian sehari-hari dimasyarakat, meskipun kejadian yang tidak nyata, tetapi itu merupakan sesuatu yang dapat dipahami dengan prinsip yang sama dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam cerpen itu lebih menitikberatkan kepada tokoh manusia (peran) di dalam karangannya dari pada terjadinya dan secara keseluruhan mengambil bentuk yang dikatakan (disebut) dengan ciptaan dunia berdasarkan kepada perbedaan individual.
Sejalan dengan pendapat Shousetsu, Pujiono (2006 : 6) Mengatakan bahwa cerita pendek adalah sesuatu yang menggambarkan kehidupan sehari-hari didalam masyarakat, meskipun kejadian yang tidak nyaa, tetai dapat dipahami dengan prinsip yang sama dengan kehidupan sehari-hari dimana lebih menitikberatkan kepada tokoh manusia didalam karangan dari pada kejadiannya. Maka dapat disimpulkan cerita pendek adalah sebuah karya yang berisikan tentang kehidupan manusia, tetapi tetap bersifak fiksi (cerita khayalan).
Cerita pendek yang dijadikan objek analisis adalah cerita pendek yang berjudul Pak Molla, Karya James Danandjaja. Peneliti tertarik untuk menganalisis cerita pendek ini dari segi kohesi dan koherensi, dengan alasan karena penulis ingin membangkitkan lagi semangat berkarya dari anak-anak dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Dengan lebih memperhatikan aspek-aspek keutuhan didalam wacana yang dibuat.
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Wisnu Widiatmoko dari Universitas Negeri Semarang, Wisnu Widiatmoko melakukan analisis tentang Kohesi dan Koherensi dengan judul “Analisis Kohesi Dan Koherensi Wacana Berita Rubrik Nasional Di Majalah Online Detik”. Berkaitan dengan penelitian Wisnu Widiatmoko, persamaan yang terdapat pada penelitian ini yaitu, sama-sama menggunakan kajian wacana dan menganalisis Kohesi, dan perbedaannya penelian ini menggunakan objek yaitu, cerita pendek serta tidak mengkaji Koherensinya.
METODE
Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan kajian wacana pada cerita pendek Pak Molla karya James Danandjaja. Kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian wacana yaitu hal yang mengkaji wacana dalam sebuah karya untuk melihat Kohesi. Sumber data dalam penelitian ini adalah cerita pendek Pak Molla karya James Danandjaja, diterbitkan oleh Grasindo, 2008. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah teknik observasi terseleksi, karena peneliti menguraikan fokus yang diteliti sehingga datanya lebih rinci. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan ketekunan pengamatan. Peneliti Mencari secara seksama, tekun dan membaca berulang-ulang cerita pendek Pak Molla Karya James Danandjaja untuk menemukan Kohesi pada wacana tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kohesi Pronomina
Bagian paragraf pertama kalimat pertama. Bukti kalimat “Pak Molla mendayung perahunya menuju ketengah laut”. Kata –nya merupakan pronominal kata ganti empunya, kata nya menggantikan klausa pak molla. Kata –nya termasuk pronominal kata ganti empunya bentuk tunggal.
Bagian paragraf pertama kalimat kedua. Bukti kalimat “Dia meninggalkan anak dan istrinya dipulau Sapeken yang hampir semua penghuninya menjadi nelayan”. Kata Dia merupakan pronomina kata ganti diri. Kata Dia menggantikan klausa Pak Molla. Kata Dia termasuk pronominal kata ganti diri bentuk tunggal.
Bagian paragraf pertama kalimat ketiga. Bukti kalimat “Pulau ini dapat ditempuh dengan berlayar selama 15 jam dari pulau Madura”. Kata ini merupakan pronomina kata ganti penunjuk. Kata ini menggantikan klausa pulau Sepaken. Kata ini termasuk pronomina kata ganti diri bentuk tunggal.
Bagian paragraf ketiga kalimat pertama dan kedua. Bukti kalimat “Dua jam sudah ia lewati. Beberapa ikan tongkol berhasil ia tangkap”. Kata ia merupakan pronominal kata ganti diri. Kata ia menggantikan klausa Pak Molla. Kata ia termasuk pronomina kata ganti diri bentuk tunggal.
Bagian paragraf keempat kalimat ketiga. Bukti kalimat “Ternyata, disisi perahu Pak Molla ada seseorang yang sedang memeluk sebilah papan. Mungkin dia awak kapal yang kena musibah di laut, pikir Pak Molla”. Kata seseorang merupakan pronomina kata ganti tak tentu. Kata seseorang menggantikan klausa awak kapal. Kata seseorang termasuk pronominal kata ganti tak tentu bentuk tunggal.
Bagian paragraf keenam kalimat kedua. Bukti kalimat “ Pak Molla menyuruh istrinya menyiapkan bubur untuk orang itu. Meskipun tidak enak, anda harus makan biar cepat sehat kata Pak Molla”. Kata anda merupakan pronomina kata ganti diri. Kata anda menggantikan kata Mukhtar. Kata anda termasuk pronomina kata ganti diri bentuk tunggal.
Bagian paragraf kesembilan kalimat pertama. Bukti kalimat “Saya ingin tahu asal-usul anda, kata Pak Molla”. Kata saya merupakan pronomina kata ganti diri. Kata saya menggantikan kata Pak Molla. Kata saya termasuk pronomina kata ganti diri bentuk tunggal.
Bagian paragraf kesembilan kalimat ketiga. Bukti kalimat “ Saya seorang awak kapal yang berlayar dari Sulawesi menuju pulau Jawa. Ketika tengah malam, kapal saya menabrak sebuah karang sehingga hancur berkeping-keping. Untunglah saya sempat memegang sebilah papan. Entah berapa hari saya berada di lautan sebelum bapak temukan, kata orang itu hampir tak didengar”. Kata saya merupakan pronominal kata ganti diri. Kata saya menggantikan kata Muchtar. Kata saya termasuk pronominal kata ganti diri bentuk tunggal.
Bagian paragraf kesebelas kalimat kedua dan ketiga. Bukti kalimat “keluarga saya sangat mengharapkan kepulangan saya. Saya juga merindukan mereka”. Kata mereka merupakan kata ganti diri. Kata mereka menggantikan kata keluarga mukhtar. Kata mereka termasuk pronominal kata ganti diri bentuk jamak.
Bagian paragraf keenam belas kalimat pertama. Bukti kalimat “Begini, seandainya aku mengalami hal seperti itu bagaimana pendapatmu? Tanya Pak Molla”. Kata –mu merupakan pronomina kata ganti empunya. Kata –mu menggantikan kata Fatimah. Kata –mu termasuk pronominal kata ganti diri bentuk tunggal.

Analisis Kohesi Subsitusi
Bagian paragraf keempat belas kalimat pertama dan kedua. Bukti kalimat “Hari itu, Pak Molla mengajak istrinya kepinggir laut. Hal itu membuat istrinya heran”. Kata hal itu merupakan substitusi, kata hal itu menggantikan kata Pak Molla mengajak istrinya kepinggir laut.

Analisis Kohesi Konjungsi
Bagian paragraf pertama kalimat kedua. Bukti kalimat “Dia meninggalkan anak dan istrinya dipulau sapeken yang hampir semua penghuninya menjadi nelayan”. Kata dan merupakan konjungsi koordinatif bagian penjumlahan. Kata dan berfungsi menghubungkan antar kata dalam kalimat tersebut, sehingga kalimat tersebut padu.
Bagian paragraf pertama kalimat ketiga. Bukti kalimat “Pulau ini dapat ditempuh dengan berlayar selama 15 jam dari pulau Madura”. Kata dengan merupakan konjungsi koordinatif bagian penjumlahan. Kata dengan berfungsi menghubungkan kata sebelum dengan kata sesudahnya pada kalimat tersebut.
Bagian paragraf kedua kalimat ketiga. Bukti kalimat “Kemudian, dia melemparkan pancing kelaut”. Kata kemudian merupakan konjungsi koordinatif bagian pengurutan. Kata kemudian berperan sebagai penghubung antar kata dalam kalimat tersebut. Sehingga terbentuklah kalimat yang padu.
Bagian paragraf keempat kalimat ketiga. Bukti kalimat “Lalu, dia menghentikan perahunya sejenak untuk menyelidiki sekelilingnya”. Kata lalu termasuk konjungsi koordinatif bagian pengurutan. Kata lalu berfungsi sebagai penghubung kalimat sebelumnya dengan kalimat sesudahnya.
Bagian paragraf kedelapan kalimat kedua. Bukti kalimat “Pak Molla dan keluarganya merasa senang karena orang yang ditolongnya ada harapan untuk hidup”. Kata karena merupakan konjungsi subordinatif bagian penyebaban. Kata karena berperan sebagai penghubung antar kata dalam kalimat tersebut.
Bagian paragraf kesembilan kalimat keenam. Bukti kalimat “Entah berapa hari saya berada dilautan sebelum bapak temukan, kata orang itu hampir tak terdengar”. Kata sebelum termasuk konjungsi temporal. Kata sebelum berfungsi menghubungkan antar kata dalam kalimat tersebut sehingga padu.
Bagian paragraf kesepuluh kalimat pertama. Bukti kalimat “Setelah mendengar pengalaman hidup orang itu”. Kata setelah termasuk konjungsi temporal. Kata setelah berfungsi sebagai penghubung antar kata dalam kalimat tersebut.
Bagian paragraf keempatbelas kalimat ketiga. Bukti kalimat “Tidak biasanya Pak Molla mengajak istrinya kepinggir laut pada siang hari, kecuali ketika bulan purnama”. Kata kecuali termasuk konjungsi koordinatif bagian pembatasan. Kata kecuali berfungsi menghubungkan dalam kalimat tersebut.
Bagian paragraf keduapuluh empat kalimat ketiga. Bukti kalimat “Akan tetapi, ada satu hal yang membuat keluarga itu susah”. Kata akan tetapi termasuk konjungsi koordinatif bagian pertentangan. Kata akan tetapi berperan sebagai penghubung dalam kalimat tersebut sehingga kalimat tersebut menjadi padu.
Bagian paragraf keduapuluhlima kalimat pertama. Bukti kalimat “seandainya kalung itu tidak dijual, kita tidak mengalami hal seperti ini, kata anak perempuan Pak Molla”. Kata seperti termasuk konjungsi subordinatif kategori perbandingan. Kata seperti berfungsi sebagai penghubung.
Bagian paragraf ketigapuluh kalimat kedua. Bukti kalimat “Tak disangka, isinya adalah uang emas yang sangat banyak”. Kata adalah termasuk konjungsi koordinatif bagian penyamaan. Kata adalah berperan sebagai penghubung antar kata dalam kalimat tersebut.

Analisis Kohesi Repetisi
Bagian paragraf pertama kalimat kedua dan ketiga. Bukti kalimat “Dia meninggalkan anak dan istrinya di pulau sapeken yang hampir semua penghuninya menjadi nelayan. Pulau ini dapat ditempuh dengan berlayar selama 15 jam dari pulau Madura”. Kata pulau mengalami pengulangan pada kalimat kedua dan ketiga. Kata pulau pada kalimat ketiga masih sama dengan kata pulau pada kalimat kedua. Hal ini menyebabkan kedua kalimat tersebut berkaitan.
Bagian paragraf kedua kalimat pertama sampai ketiga. Bukti kalimat “Setelah berada di tengah laut, Pak Molla membuka layar perahunya. Angin sepoi-sepoi mendorong perahu itu diatas ombak yang tidak terlalu besar. Kemudian, dia melemparkan pancing kelaut”. Kata laut mengalami pengulangan pada kalimat pertama dan kalimat ketiga. Kata laut yang disebutkan pada kalimat ketiga masih sama dengan kalimat pertama.
Bagian paragraf keempat kalimat pertama sampai kalimat keempat. Bukti kalimat “Rasa gembira sirna ketika perahunya menabrak sesuatu. Dalam keadaan gelap, Pak Molla memperhatikan sekelilingnya. Lalu, dia menghentikan perahunya sejenak untuk menyelidiki sekelilingnya. Ternyata, disisi perahu Pak Molla ada seseorang yang sedang memeluk sebilah papan”. Kata perahu mengalami repetisi atau pengulangan. Kata perahu yang diulang pada kalimat ketiga dan kalimat keempat sama dengan perahu yang di sebut pada kalimat yang pertama.
Bagian paragraf ketujuh kalimat pertama dan ketiga. Bukti kaliamat “Selama orang itu dirumahnya, Pak Molla tidak pergi menangkap ikan. Ia hanya mengurus dan merawat orang itu. Lelaki malang itu mendapat perawatan dan pelayanan yang memuaskan dari Pak Molla dan istrinya”. Kata Pak Molla mengalami pengulangan. Pak Molla yang disebut pada kalimat ketiga adalah orang yang sama dengan orang yang disebut pada kalimat pertama.
Bagian paragraf keempat belas kalimat pertama sampai ketiga. Bukti kalimat “hari itu, Pak Molla mengajak istrinya kepinggir laut. Hal itu membuat istrinya heran. Tidak biasanya Pak Molla mengajak istrinya kepinggir laut pada siang hari, kecuali ketika bulan purnama”. Kata istrinya mengalami pengulangan. Kata istrinya yang disebut berulang-ulang pada paragraf tersebut maksudnya tetap sama.
Bagian paragraf keduapuluh dua kalimat pertama. Bukti kalimat “jual lah kalung ini, pak! Kata istri Pak Molla sambil melepaskan kalung yang melingkar dilehernya”. Kata kalung pada kalimat tersebut mengalami pengulangan. Kalung yang disebut-sebut tetap sama.
Bagian paragraf keduapuluh empat kalimat pertama sampai ketiga. Bukti kalimat “Keesokan harinya, Pak Molla dan istrinya mengantar orang itu dengan perahu kepelabuhan sapeken, Madura. Orang itu itu harus ke Surabaya dulu dengan sebuah perahu. Dari Surabaya, orang itu akan naik kapal menuju Makassar, Sulawesi selatan”. Pada paragraf tersebut ditemukan kata yang mengalami pengulangan yaitu orang itu. Kata orang itu yang disebut pada kalimat kedua dan ketiga sama dengan kalimat pertama. Orang itu yang dimaksudkan adalah mukhtar.


SIMPULAN
Kohesi paragraf yang terpada pada cerita pendek Pak Molla karya James Danandjaja terdiri dari Pronomina, Substitusi, Konjungsi, dan Repetisi (pengulangan). Pronomina adalah bagian dari kohesi yang melihat dari segi kata ganti seperti –nya, dia, aku, mereka dan lain-lain. Substitusi adalah bagian dari kohesi yang melihat dari segi kata penunjuk atau untuk menjelaskan sesuatu seperti hal itu, hal ini dan lain-lain. Kongjungsi adalah bagian dari kohesi yang melihat dari segi kata penghubung seperti dan, dengan, kemudian, dan lain-lain. Repetisi adalah bagian kohesi yang melihat dari segi kata pengulangan seperti dalam satu paragraf terdapat kata yang sama sebanyak lima kata, dengan bentuk dan makna yang sama.


DAFTAR PUSTAKA
Mulyana. (2005). Kajian wacana: Teori, Metode & Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Pujiono, Muhammad. (2016). Analisis Nilai-nilai Regilius Dalam Cerita Pendek (cerpen) Karya Miyazawa Kenji. Skripsi Sarjana pada FBS Universitas Sumatera Utara: tidak diterbitkan.

Sakinah, Putri. (2015). Analisis Aspek Gramatikal Wacana Prosa Pada Novel Amelia Karya Tere Liye (Kajian Wacana). Skripsi Sarjana pada FBS IKIP PGRI Pontianak: tidak diterbitkan.

Widiatmoko, Wisnu. (2015). Analisis Kohesi Dan Koherensi Wacana Berita Rubrik Nasional Di Majalah Online Detik. Skripsi Sarjana pada FBS Universitas Negeri Semarang: tidak diterbitkan.

Comments

  1. makasih kakak referensinya... :)
    post yang banyak lagi ya, sangat bermanfaat lho..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Materi Tentang Tes Pilihan Ganda Beserta Contohnya

Jenis-jenis Buku Teks

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan Buku Teks